Minggu, 25 Desember 2011 | By: Jakarta Punya

Khas Betawi "Kue Sengkulun"

www.google.co.id


Satu lagi kue Khas Betawi yaitu Sengkulun. Nama makanan yang begitu unik namun mungkin sedikit asing ditelinga kita. Karena itu makanan tradisional  mulai sulit diperoleh,dan bisa dibilang sangat langka.
Penyebabnya beragam, mulai dari semakin sulitnya mencari bahan baku, kurang disukai dan tidak ada yang mempopulerkan, dianggap kampungan, dan tidak ada generasi penerus. Sayang sekali bila makanan tradisional ini  punah satu demi satu.
Makanan yang satu ini adalah makanan khas Betawi. Namanya Sengkulun. Makanan ini sesungguhnya tak murni Betawi, tetapi ada pengaruh budaya Cina. Ya, harus diakui, budaya Cina cukup kuat merasuk dalam budaya Betawi. Tak hanya kuliner, tapi juga dalam hal tarian.


Nah, sengkulun ini sepintas mirip kue keranjang. Permukaannya berbintil kasar, teksturnya lunak, kenyal, dan lembut. Itu karena sengkulun dibuat dengan bahan baku utama tepung ketan. Warnanya cokelat karena menggunakan gula merah yang sekaligus sebagai pemanis selain memakai gula pasir juga. Sedangkan yang membuatnya terasa gurih, tak lain santan kental. Waktu mengukusnya cukup lama, sekitar 2 jam.
Umumnya, orang Betawi makan sengkulun dengan mencocolnya pada kelapa parut.
Selasa, 13 Desember 2011 | By: Jakarta Punya

Setu Babakan

Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan budayanya masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akam disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk da tenang ketika memasukinya. Dan pengunjung juga masih bisa melihat keasrian dari Rumah Adat betawi yang masih terlihat keasliannya.

Wisatawan yang berkunjung ke Setu babakan ini dapat menyaksikan pagelaran seni budaya betawi tari Cokek, tari topeng, kasidah, marawis, ondel-ondel, gambang kromong, dan kesenian betawi yang lainnya. Selain itu diperkampungan ini juga terdapat banyak warung yang menjajakan makanan-makanan khas betawi seperti, ketoprak, keraktelor, bir pletok, kue rangi, arum manis toge goreng, laksa, tahu gejrot

Selain makanan dan rumah-rumah adat betawi, di Setu babakan ini masih banyak lagi Panorama Alam yang bisa dilihat, seperti Setu nya itu sendiri yang bisa digunakan sarana permainan air atau pemancingan.

Setu Babakan ini selain ,menjadi tempat wisata bisa juga untuk sarana belajar untuk siapapun, karena itu tempat wisata ini sangat cocok untuk wisata keluarga.


Minggu, 04 Desember 2011 | By: Jakarta Punya

Rebana Asli Betawi



Sejak awal penduduk Betawi sudah sangat heterogin. Kesenian Betawi lahir dari perpaduan berbagai unsur etnis dan suku bangsa yang ada di Betawi. Seni musik Betawi tidak terhindar dari proses perpaduan itu. Dalam musik Betawi kental pengaruh Barat, Tionghoa, Arab, Melayu, Sunda, dan lain-lain.
Musik tanjidor diduga berasal dari bangsa Portugis yang datang ke Betawi pada abad ke 14 sampai 16. Menurut sejarawan, dalam bahasa Portugis ada kata tanger. Kata tanger artinya memainkan alat musik. Memainkan alat musik ini dilakukan pada pawai militer atau upacara keagamaan. Kata tanger itu kemudian diucapkan menjadi tanjidor.
Ahli musik dari Belanda bernama Ernst Heinz berpendapat tanjidor asalnya dari para budak yang ditugaskan main musik untuk tuannya.
Sejarawan Belanda bernama Dr. F. De Haan juga berpendapat orkes tanjidor berasal dari orkes budak pada masa kompeni. Pada abad ke 18 kota Batavia dikelilingi benteng tinggi. Tidak banyak tanah lapang. Para pejabat tinggi kompeni membangun villa di luar kota Batavia. Villa-villa itu terletak di Cililitan Besar, Pondok Gede, Tanjung Timur, Ciseeng, dan Cimanggis.
Di villa-villa inilah terdapat budak. Budak-budak itu mempunyai keahlian. Di antaranya ada yang mampu memainkan alat musik. Alat musik yang mereka mainkan antara lain : klarinet, piston, trombon, tenor, bas trompet, bas drum, tambur, simbal, dan lain-lain. Para budak pemain musik bertugas menghibur tuannya saat pesta dan jamuan makan.
Perbudakan dihapuskan tahun 1860. Pemain musik yang semula budak menjadi orang yang merdeka. Karena keahlian bekas budak itu bermain musik, mereka membentuk perkumpulan musik. Lahirlah perkumpulan musik yang dinamakan tanjidor.
Musik tanjidor sangat jelas dipengaruhi musik Belanda. Lagu-lagu yang dibawakan antara lain : Batalion, Kramton, Bananas, Delsi, Was Tak-tak, Welmes, Cakranegara. Judul lagu itu berbau Belanda meski dengan ucapan Betawi. Lagu-lagu tanjidor bertambah dengan membawakan lagu-lagu Betawi. Dapat dimainkan lagu-lagu gambang kromong, seperti : Jali-Jali, SurilangSiring Kuning, Kicir-Kicir, Cente Manis, stambul, dan persi.
Tanjidor berkembang di daerah pinggiran Jakarta, Depok, Cibinong, Citeureup, Cileungsi, Jonggol, Parung, Bogor, Bekasi dan Tangerang. Di daerah-daerah itu dahulu banyak terdapat perkebunan dan villa milik orang Belanda.
Pada tahun 1950-an orkes tanjidor melakukan pertunjukan ngamen. Khususnya pada tahun baru masehi dan tahun baru Cina (imlek). Dengan telanjang kaki atau bersandal jepit mereka ngamen dari rumah ke rumah. Lokasi yang dipilih biasanya kawasan elite, seperti : Menteng, Salemba, Kebayoran Baru. Daerah yang penduduknya orang Belanda. Atau daerah lain yang penduduknya memeriahkan tahun baru. Pada tahun baru Cina biasanya tanjidor ngamen lebih lama. Karena tahun baru Cina dirayakan sampai perayaan Capgomeh, yaitu pesta hari ke-15 imlek.
Pada tahun 1954 Pemda Jakarta melarang tanjidor ngamen ke dalam kota. Alasan pelarangan tidak diketahui. Pelarangan ngamen membuat seniman tanjidor kecewa. Sebab pendapatan mereka jadi berkurang. Mereka hanya menunggu panggilan untuk memeriahkan hajatan atau pesta rakyat.
Sampai saat ini grup-grup tanjidor masih bersifat amatir. Mereka main kalau ada panggilan. Grup tanjidor yang kini menonjol adalah Putra Mayangsari pimpinan Marta Nyaat di Cijantung Jakarta Timur dan Pusaka pimpinan Said di Jagakarsa Jakarta Selatan.
Jumat, 11 November 2011 | By: Jakarta Punya
Masjid Istiqlal terletak di Jalan Pintu Air, Jakarta Pusat. Nama "Istiqlal" berarti kebebasan, dan dibangun di atas reruntuhan benteng Belanda. Ide mendirikan masjid besar ini datang dari KH. Wahid Hasyim, Menteri Agama di era Soekarno. Arsitek proyek ini adalah Frederick Silaban dan dibangun pada tanggal 24 Agustus 1961. Karena adanya Gerakan Tiga Puluh September atau G30S PKI dan krisis ekonomi, masjid ini belum selesai dibangun.
Pada era Presiden Soeharto, melanjutkan pembangunan masjid ini dan Selesai pada tahun 1978, dan masjid Istiqlal menjadi ikon Indonesia dan dinyatakan sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara pada saat itu.

Sejarah Istana Negara

Istana Negara dan Istana Merdeka yang berada di satu kompleks di Jalan Merdeka, Jakarta, merupakan dua buah bangunan utama yang luasnya 6,8 hektar (1 hektar = 1 hektometer persegi = 10000 meter persegi) dan terletak di antara Jalan Medan Merdeka Utara dan Jalan Veteran, serta dikelilingi oleh sejumlah bangunan yang sering digunakan sebagai tempat kegiatan kenegaraan.
Dua bangunan utama adalah Istana Merdeka yang menghadap ke Taman Monumen Nasional (Monas) (Jalan Medan Merdeka Utara) dan Istana Negara yang menghadap ke Sungai Ciliwung (Jalan Veteran). Sejajar dengan Istana Negara ada pula Bina Graha. Sedangkan di sayap barat antara Istana Negara dan Istana Merdeka, ada Wisma Negara.
Pada awalnya di kompleks Istana di Jakarta ini hanya terdapat satu bangunan, yaitu Istana Negara. Gedung yang mulai dibangun 1796 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieters Gerardus van Overstraten  dan selesai 1804 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes Siberg ini semula merupakan rumah peristirahatan luar kota milik pengusaha Belanda, J A Van Braam. Kala itu kawasan yang belakangan dikenal dengan nama Harmoni memang merupakan lokasi paling bergengsi di Batavia Baru.
Pada tahun 1820 rumah peristirahatan van Braam ini disewa dan kemudian dibeli 1821 oleh pemerintah kolonial untuk digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta tempat tinggal para gubernur jenderal bila berurusan di Batavia (Jakarta). Para gubernur jenderal waktu itu kebanyakan memang memilih tinggal di Istana Bogor yang lebih sejuk. Tetapi kadang-kadang mereka harus turun ke Batavia, khususnya untuk menghadiri pertemuan Dewan Hindia, setiap Rabu.
Rumah van Braam dipilih untuk kepala koloni, karena Istana Daendels di Lapangan Banteng
belum selesai. Tapi setelah diselesaikan pun gedung itu hanya dipergunakan untuk kantor pemerintah.
Selama masa pemerintahan Hindia Belanda, beberapa peristiwa penting terjadi di gedung yang dikenal sebagai Istana Rijswijk (namun resminya disebut Hotel van den Gouverneur-Generaal, untuk menghindari kata Istana) ini. Di antaranya menjadi saksi ketika sistem tanam paksa atau cultuur stelsel ditetapkan Gubernur Jenderal Graaf van den Bosch. Lalu penandatanganan Persetujuan Linggarjati pada 25 Maret 1947, yang pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir dan pihak Belanda diwakili oleh H.J. van Mook.
Pada mulanya bangunan seluas 3.375 m2 berarsitektur gaya Yunani  Kuno ini bertingkat dua. Tapi pada  1848 bagian atasnya dibongkar; dan bagian depan lantai bawah dibuat lebih besar untuk memberi kesan lebih resmi. Bentuk bangunan hasil perubahan 1848 inilah yang bertahan sampai sekarang tanpa ada perubahan yang berarti.
Sebagai pusat kegiatan pemerintahan negara, saat ini Istana Negara menjadi tempat penyelenggaraan acara-acara yang bersifat kenegaraan, antara lain pelantikan pejabat-pejabat tinggi negara, pembukaan musyawarah dan rapat kerja nasional, kongres bersifat nasional dan internasional, dan jamuan kenegaraan.
Karena Istana Rijswijk mulai sesak, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal J.W. van Lansberge  tahun 1873 dibangunlah istana baru pada kaveling yang sama, yang waktu itu dikenal dengan nama Istana Gambir. Istana yang diarsiteki Drossares pada awal masa pemerintahan RI sempat menjadi saksi sejarah penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh Pemerintah Belanda pada 27 Desember 1949. Waktu itu RI diwakili oleh Sri Sultan Hamungkubuono IX , sedangkan kerajaan Belanda diwakili A.H.J. Lovinnk, wakil tinggi mahkota Belanda di Indonesia.
Dalam upacara yang mengharukan itu bendera Belanda diturunkan dan Bendera Indonesia dinaikkan ke langit biru. Ratusan ribu orang memenuhi tanah lapangan dan tangga-tangga gedung ini diam mematung dan meneteskan air mata ketika bendera Merah Putih dinaikkan. Tetapi, ketika Sang Merah Putih menjulang ke atas dan berkibar, meledaklah kegembiraan mereka dan terdengar teriakan: Merdeka! Merdeka! Sejak saat itu Istana Gambir dinamakan Istana Merdeka.
Sehari setelah pengakuan kedaulatan oleh kerajaan Belanda, pada 28 Desember 1949 Presiden Soekarno beserta keluarganya tiba dari Yogyakarta dan untuk pertama kalinya mendiami Istana Merdeka. Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus di Istana Merdeka pertama kali diadakan pada 1950 .
Sejak masa pemerintahan Belanda dan Jepang  sampai masa pemerintahan Republik Indonesia, sudah lebih dari 20 kepala pemerintahan dan kepala negara yang menggunakan Istana Merdeka sebagai kediaman resmi dan pusat kegiatan pemerintahan negara.
Sebagai pusat pemerintahan negara, kini Istana Merdeka digunakan untuk penyelenggaraan acara-acara kenegaraan, antara lain Peringatan Detik-detik Proklamasi, upacara penyambutan tamu negara, penyerahan surat-surat kepercayaan duta besar negara sahabat, dan pelantikan perwira muda (TNI dan Polri).
Bangunan seluas 2.400 m2 itu terbagi dalam beberapa ruang. Yakni serambi depan, ruang kredensial, ruang tamu/ruang jamuan, ruang resepsi, ruang bendera pusaka dan teks proklamasi. Kemudian ruang kerja, ruang tidur, ruang keluarga/istirahat, dan pantry (dapur).
Sepeninggal Presiden Soekarno, tidak ada lagi presiden yang tinggal di sini, kecuali Presiden  Abdurrahman Wahid dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Presiden Soeharto yang menggantikan Soekarno memilih tinggal di Jalan Cendana. Tapi Soeharto tetap berkantor di gedung ini dengan men-set up sebuah ruang kerja bernuansa penuh ukir-ukiran khas Jepara, sehingga disebut sebagai Ruang Jepara serta lebih banyak berkantor di Bina Graha.
Minggu, 06 November 2011 | By: Jakarta Punya

Obyek Wisata Sapi Perah

Kawasan "Sapi Perah Pondok Ranggon" ini merupakan salah satu Obyek Wisata didaerah Jakarta.
Kawasan Sapi Perah ini sering dijadikan obyek kunjungan bagi para pelajar baik dari tingkat TK sampai dengan Perguruan Tinggi. Disamping itu juga dijadikan tempat magang bagi para peternak, baik dalam mapun luar negeri.

Kegiatan budidaya sapi perah di kawasan relokasi sapi perah Pondok Ranggon dimulai sejak tahun 1992 berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 300/1986. Populasi sapi perah yang dimiliki sebanyak 750 ekor dan rata-rata jumlah produksi susu yang dihasilkan mencapai 3.500 liter per hari.
Pemasaran hasil produksi susu tersebut diatur sebagai berikut:
  1. 20 persen dari jumlah produksi dipasarkan ke Koperda/PT. Indomilk.
  2. 20 persen dari jumlah produksi dipasarkan dalam bentuk susu pasteurisasi.
  3. 60 persen dari jumlah produksi dipasarkan ke konsumen melalui loper dalam bentuk susu segar.
Jumat, 28 Oktober 2011 | By: Jakarta Punya

Kaos Dewasa "Jakarta 4"

Kaos Jakarta Hitam
Harga per Satuan Rp.115.000

Kaos casual dan simple dengan warna hitam dan bertuliskan Jakarta 

Tersedia ukuran M, L, XL, XXL, XXXL




Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23

Kaos Dewasa "Jakarta 3"

Kaos Jakarta Coklat

Harga per Satuan Rp.115.000

Kaos casual dan simple dengan warna coklat dan bertuliskan Jakarta


Tersedia ukuran M, L, XL, XXL, XXXL

Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23

Kaos Dewasa "Jakarta 2"


Kaos Jakarta Biru
Harga per Satuan Rp.115.000

Kaos casual dan simple dengan warna biru cerah dan bertuliskan Jakarta 


Tersedia ukuran M, L, XL, XXL, XXXL

Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23


Kaos Dewasa "Jakarta 1"

Kaos Jakarta Abu-Abu
Harga per Satuan Rp.115.000

Kaos casual dan simple dengan warna abu-abu dan bertuliskan Jakarta 


Tersedia ukuran M, L, XL, XXL, XXXL


Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23


Kaos Dewasa "Jakarta"

Kaos Jakarta Orange 
Harga per satuan Rp.115.000


Kaos casual dan simple dengan warna orange terang dan bertuliskan Jakarta ini merupakan kaos salah satu BEST SELLER.

Tersedia Ukuran M, L, XL, XXL, XXXL.


Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23

Kaos Dewasa "I've Been Here"

Kaos I`ve Been Here - Hijau
Harga Per satuan Rp. 115.000


Perpaduan warna hijau cerah dengan miniatur museum Fatahillah dan tulisan I've Been Here

Tersedia Ukuran M, L, XL, XXL, XXXL.

Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23

Mug Jakarta Punya

Mug Jakarta Punya
Harga Rp.35.000


Kamu bisa mendapat Mug Jakarta Punya
di JAKARTA PUNYA Galeri
Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23

Kaos Anak "Ondel-Ondel"

Kaos ONDEL- ONDEL For KIDS 
Harga Rp.65.000

Tersedia ukuran S, M, L, XL.

Kamu bisa mendapat Kaos Ondel - ondel 
di JAKARTA PUNYA Galeri
Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23

Kaos Anak "Kerak Telor"

Kaos Kerak Telor
Harga Rp.65.000

Tersedia ukuran S, M, L, XL.

Kamu bisa mendapat Kaos KERAK TELOR 
di JAKARTA PUNYA Galeri
Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23
Kaos Jakarta Biru dan Pink for Kids 
Harga Rp.65.000

Tersedia ukuran S, M, L, XL.

Kamu bisa mendapat Kaos bertuliskan JAKARTA 
di JAKARTA PUNYA Galeri 
Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23

Kaos Anak "Bajaj"














Kaos Bajaj For Kids
Harga Rp.65.000

Tersedia ukuran S, M, L, XL

Kamu bisa mendapat Kaos Bajaj di JAKARTA PUNYA Galeri 
Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23

Boneka Monas










Boneka Monas (Rp.25.000) 
Lucu, yaa Monas-nya, bawa kamera dan pakai kaca mata hitam.


Boneka Monas imut ini bisa kamu dapatkan hanya di Jakarta Punya, lhoo
Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23

Boneka Abang None












BONEKA ABANG NONE
- BESAR (Rp.120.000)
- KECIL ( Rp.100.000)

Kamu bisa mendapat Boneka lucu ini
di JAKARTA PUNYA Galeri
Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23

Boneka Edisi "CITIZEN"










BONEKA EDISI CITIZEN
- BESAR Rp.120.000 
- KECIL Rp. 100.000

Kamu bisa mendapat Boneka lucu ini 
di JAKARTA PUNYA Galeri
Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru
info.021-99055432 / 021-7258617 ext.23
Info : 0813 883 283 40 / (021) 727 95 119

Boneka Santri Betawi




BONEKA SANTRI BETAWI (Rp.120.000)


Kamu bisa mendapat Boneka lucu ini 
di JAKARTA PUNYA Galeri
Jl.Wijaya II no.119 Kebayoran Baru, Jaksel
Info : 0813 883 283 40 , (021) 727 95 119

BISA JUGA DIPESAN VIA ONLINE BUAT KAMU YANG ADA DI DALAM & LUAR KOTA

1. CARA PEMESANAN :
CANTUMKAN 
Nama :
Alamat :
Kota :
Kodepos :
No.HP :
Nama Produk :
Ukuran (Utk kaos) :
Jumlah :
Pembayaran : BCA

2. SETELAH DIISI, MOHON DIKIRIM LEWAT SMS KE 0813 883 283 40 ATAU INBOX KE FACEBOOK INI

3. PEMESANAN AKAN DIKONFIRMASI MELALUI SMS MENGENAI JUMLAH 
PEMBAYARAN & NO.REKENING 

4. SETELAH MELUNASI PEMBAYARAN DAN MENGIRIMKAN BUKTI PEMBAYARAN, BARANG AKAN DIKIRIM KEESOKAN HARINYA

5. PENGIRIMAN BARANG DILAKUKAN SENIN / JUMAT KE SELURUH WILAYAH DI
INDONESIA
Rabu, 19 Oktober 2011 | By: Jakarta Punya

Jakarta Ku Oooh Jakarta Ku!!!

Sejarah Jakarta


Peta Batavia tahun 1897, Muhammad Isa Ansyari SS mengungkapkan sejarah kota Jakarta dimulai dengan terbentuknya sebuah pemukiman di muara Ciliwung. Menurut berita Kerajaan Portugal pada awal abad ke-15, pemukiman tersebut bernama "Kalapa" dan merupakan sebuah Bandar penting di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran, yang pusatnya pada waktu itu berada di Kota Bogor.

"Di Kerajaan Pajajaran, Bogor, itu kini masih terdapat prasasti peninggalan abad ke-16. Nama prasasti itu "Sato Tulis", peninggalan Rahyang Niskala Watu Kencana, Namun oleh orang Eropa Bandar tersebut lebih dikenal dengan nama Sunda Kalapa, karena berada di bawah kekuasaan Sunda," kata Muhammad Isa Ansyari SS.

Dalam sejarah, ujar Sejarawan Terkemuka Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemda OKI Jakarta itu, Bandar Malaka ditaklukkan Kerajaan Portugal pada 1511. Tujuan Portugal ketika itu adalah mencari jalur laut untuk mencapai kepulauan Maluku, sumber rempah-rempah. Maka pada 1522 mendaratlah kapal utusan dari Malaka di bawah pimpinan Francesco De Sa.

Menurut laporan Francesco De Sa terjadi perundingan dengan pemuka Bandar Kalapa yang berada di bawah kekuasaan Raja Sunda yang beragama Hindu.

Sementara itu di Jawa Tengan dengan surutnya Kerajaan Majapahit berkembanglah Kerajaan Islam di Demak. Kerajaan Islam itu kemudian menyerang Kerajaan Sunda di Jawa Barat meliputi Cirebon, Banten, Kalapa dan lain-lain. Mengingat kurangnya sumber-sumber asli Jawa Tengah tnengenai peristiwa itu, maka kita terpaksa berpaling kepada berita Kerajaan Portugal yang pada akhirnya tidak saja berlabuh di Maluku tetapi juga Kerajaan Portugal ini merapatdi Timor Timur, menyatakan bahwa pada 1526-1527 sebuah armada Portugal telah mengunjungi Sunda Kalapa untuk memenuni perfanjian tahun 1522.

"Ternyata mereka belum mengetahui bahwa telah terjadi perubahan kekuasaan dari Kerajaan Pajajaran ke Kerajaan Banten, yaltu orang-orang dari Jawa Tengah yang beragama Islam .Ivlenurut berita yang mereka dapat, nama Pangtima yang diberikan adalah Falatehan, sebutan mereka untuk nama Fatahillah," ujar Muhammad Isa Ansyari SS.




Masa Prasejarah

Di beberapa tempat di Jakarta seperti Pasar Minggu, Pasar Rebo, Jatinegara, Karet, Kebayoran, Kebon Sirih, Kebon Nanas, Cawang, Kebon Pala, Rawa Belong, Rawa Lefe, Rawa Bangke, ditemukan benda-benda pra sejarah seperti kapak, beliung, gurdi, dan pahat dari batu. Alat-alat tersebut berasal dari zaman batu atau zaman neolitikum antara tahun 1000 SM. Jadi, pada masa itu sudah ada kehidupan manusia di Jakarta.

"Dan seperti daerah lainnya, di Jakarta juga ditemukan prasasti. Prasasti Tugu ditemukan di Cilineing. Prasasti itu sarat informasi tentang Kerajaan Tarumanegara dengan Raja Purnawarman. Menurut prasasti itu, Jakarta merupakan wilayah Kerajaan Tarumanegara, kerajaan tertua di Pulau Jawa, di samping Bogor, Banten, Bekasi sampai Citarum di sebelah timur dan Giaruten," kata Muhammad isa Ansyari SS.

Kronologis Peristiwa Penting

Pada 686 Masehi. 
Kerajaan Tarumanegara hancur akibat serangan balatentara Kerajaan Sriwijaya. Abad ke-14, Jakarta masuk ke wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran yang sering disebtit Kerajaan Pajajaran, atau Kerajaan Sunda. Kerajaan Pajajaran memiiiki enam petabuhan, diantaranya pelabuhan Sunda Kalapa. Kota pelabuhan ini terletak di Teluk Jakarta - di muara sungai Citiwung - yang merupakan pusat perdagangan paling penting seiak abad ke-12 hingga ke-16.


Senin, 21 Agustus 1522.
Begitu pentingnya, Sunda Kalapa tak luput dari incaran orang-orana Portugis yang sejak tahun 1511 sudah bercokol di daratan Malaka. Keinginan mereka mendapatkan sambutan baik dari Raja Pajajaran. Selain berkepentingan soal perdagangan, Raja Pajajaran juga bermaksud meminta bantuan orang-orang Portugis dalam menghadapi orang-orang Islam, yang sudah banyak pengikutnya di Banten dan Cirebon. Demak, kala itu, sudah menjadi pusat kekuatan dan penyebaran agama Islam.

Perjanjian kerjasama pun ditandatangani antara Raja Pajajaran dan orang Portugis. Isinya orang Portugis diizinkan mendirikan benteng di Sunda Kalapa, yang ditandai di tepi sungai Ciliwung. Rabu 22 Juni 1527. Perjanjian itu tak dapat diterima Demak, Kerajaan Islam yang saat itu sedang berada di puncak kejayaan.

"Sultan Demak mengirimkan balatentaranya, yang dipimpin sendiri oleh menantunya, Fatahillah. Pasukan Fatahillah berhasil menduduki Sunda Kalapa pada 1527. Tatkala armada Portugal datang, pasukan Fatahillah menghaneurkannya. Sia-sia armada Portugal itu hengkang Ke Malaka," ujar Muhammad Isa Ansyari SS.

Dengan kemenangan itu Fatahillah menggantt nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta. Artinya "Kemenangan Berjaya”. Itulah peristiwa bersejarah yang ditetapkan sebagai 'hari jadl' Kota Jakarta. Kekuasaan Jayakarta akhirnya berada di tangan Fatahillah, dan makin meluas sampai ke Banten menjadi Kerajaan Islam.

Tahun 1595.
Cornells de Houtman dan anak buahnya tiba di perairan Banten. Orang-orang Belanda itu datang mencari rempah-rempah. Persaingan di antara mereka makin ketat dibumbui permusuhan.

Rabu 20 Maret 1602.
Seorang token dan negarawan Kerajaan Belanda, Johati van Oldenbarneveld, mengambil suatu prakarsa mengumpulkan para pedagang Belanda dalam suatu wadah. Berdirilah serikat dagang Verenigde Oost Indische Compaqnie atau VOC. VOC merupakan wadah konglomerat zaman dulu.

Tahun 1617.
Orang-orang Kerajaan Belanda diizinkan berdagang di Jayakarta. Mereka memperoleh sebidang tanah di sebelah timur sungai Ciliwung, di perkampungan Cina. Di situ mereka membangun kantor dan benteng. Kubu pertahanan Kerajaan Belanda itu tak disukai orang Jayakarta, Banten maupun Kerajaan Inggris. Mereka kemudian berperang.

Tahun 1619.
Terjadi pertempuran sengit segitiga antara Kerajaan Belanda, Kerajaan Inggris dan Kerajaan Portugal di pelabuhan Sunda Kalapa. Suasana Teluk Jayakarta itu sekejab menjadi merah api dan merah darah. Di laut teluk banyak bergelimpangan mayat-mayat serdadu Kerajaan Belanda dan Kerajaan Portugal setelah kedua negara kerajaan itu habis digempur pasukan laut Kerajaan Inggris. Inggris menang dalam perang itu.

Kamis, 30 Mei 1619,
JP Goen menaklukkan kembali sekaligus menguasai Jayakarta. Saat itu armada Kerajaan Inggris sudah tidak ada lagi karena telah berangkat berlayar menuju Australia, meninggalkan Jayakarta. Sedang armada (laut Kerajaan Portugal pergi menuju ke wilayah ujung timur Nusantara, tepatnya di Timor Timur.

"Jayakarta pada tahun tersebut memasuki lembaran baru. Nama Jayakarta diubah Kerajaan Belanda menjadi Batavia. Nama Batavia ini berasal dari nama Batavieren, bangsa Eropa yang menjadi nenekmoyang Kerajaan Belanda," tukas Muhammad Isa Ansyari SS.

VOC mula-mula menjadikan Batavia sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan. Dengan kepiawaian kompeni lewat intrik dan politik adu domba atau cfewtte et impera terhadap raja-raja di Nusantara. Seluruh wilayah Nusantara dijarahnya. Kejayaannya pun berlangsung cukup lama.

Tahun 1798.
VOC jatuh dan dibubarkan. Kekuasaan, harta benda dan utangnya yartg 134,7 juta gulden diambil alih Pemerintahan Kerajaan Belanda. Rabu, 1 Januari 1800, Indonesia sejak itu diperintah langsung oleh Pemerintah Kerajaan Belanda. Suatu majelis untuk urusan jajahan Asia lalu didirikan.

Namun, awal Maret 1942,
Kerajaan Jepang merebut kekuasaan dari Kerajaan Belanda pada Perang Dunia ke-2. Nama Batavia dikubur balatentara Kerajaan Jepang. Dan, nama Jakarta menggantikannya sampai sekarang. (sumber : majalah amanah)
Kamis, 13 Oktober 2011 | By: Jakarta Punya

Profil Ali Sadikin


Ali Sadikin
(lahir di SumedangJawa Barat7 Juli 1927 meninggal di Singapura20 Mei2008 pada umur 80 tahun)


Ali Sadikin adalah seorang letnan jenderal KKO-AL (Korps Komando Angkatan Laut) yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno menjadi Gubernur Jakarta pada tahun1966. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Deputi Kepala Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut Kabinet Kerja, Menteri Koordinator Kompartemen Maritim/Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora dan Kabinet Dwikora yang disempurnakan di bawah pimpinan Presiden Soekarno. Ali Sadikin menjadi gubernur yang sangat merakyat dan dicintai rakyatnya. Karena itu ia disapa akrab oleh penduduk kota Jakarta dengan panggilan Bang Ali sementara istrinya, Ny. Nani Sadikin, seorang dokter gigi, disapa Mpok Nani.



Ali Sadikin adalah gubernur yang sangat berjasa dalam mengembangkan Jakarta menjadi sebuah kota metropolitan yang modern. Di bawah kepemimpinannya Jakarta mengalami banyak perubahan karena proyek-proyek pembangunan buah pikiran Bang Ali, seperti Taman Ismail MarzukiKebun Binatang RagunanProyek SenenTaman Impian Jaya AncolTaman Ria MonasTaman Ria Remaja, kota satelit Pluit di Jakarta Utara, pelestarian budaya Betawi di kawasan Condet, dll. Bang Ali juga mencetuskan pesta rakyat setiap tahun pada hari jadi kota Jakarta, 22 Juni. Bersamaan dengan itu berbagai aspek budaya Betawi dihidupkan kembali, seperti kerak telorondel-ondellenong dan topeng Betawi, dsb.
Ia juga sempat memberikan perhatian kepada kehidupan para artis lanjut usia di kota Jakarta yang saat itu banyak bermukim di daerah Tangki, sehingga daerah tersebut dinamaiTangkiwood.
Selain itu, Bang Ali juga menyelenggarakan Pekan Raya Jakarta yang saat itu lebih dikenal dengan nama Jakarta Fair, sebagai sarana hiburan dan promosi dagang industri barang dan jasa dari seluruh tanah air, bahkan juga dari luar negeri. Ali Sadikin berhasil memperbaiki sarana transportasi di Jakarta dengan mendatangkan banyak bus kota dan menata trayeknya, serta membangun halte (tempat menunggu) bus yang nyaman.
Di bawah pimpinan Bang Ali, Jakarta berkali-kali menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) yang mengantarkan kontingen DKI Jakarta menjadi juara umum selama berkali-kali.
Salah satu kebijakan Bang Ali yang kontroversial adalah mengembangkan hiburan malam dengan berbagai klab malam, mengizinkan diselenggarakannya perjudian di kota Jakarta dengan memungut pajaknya untuk pembangunan kota, serta membangun kompleks Kramat Tunggak sebagai lokalisasi pelacuran. Di bawah kepemimpinannya pula diselenggarakan pemilihan Abang dan None Jakarta.
Masa jabatan Ali Sadikin berakhir pada tahun 1977, dan ia digantikan oleh Letjen.Tjokropranolo.
 
Setelah berhenti dari jabatannya sebagai gubernur, Ali Sadikin tetap aktif dalam menyumbangkan pikiran-pikirannya untuk pembangunan kota Jakarta dan negara Indonesia. Hal ini membawanya kepada posisi kritis sebagai anggota Petisi 50, sebuah kelompok yang terdiri dari tokoh-tokoh militer dan swasta yang kritis terhadap pemerintahan mantan Presiden Soeharto

Bang Ali meninggal di Singapura pada hari Selasa20 Mei 2008. Dia meninggalkan lima orang anak lelaki dan istri keduanya yang ia nikahi setelah Nani terlebih dahulu meninggal mendahuluinya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyonoanak sulung mantan presiden SoehartoSiti Hardijanti Rukmana turut hadir melayat ke rumah duka.
Jenazahnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir.